Terima Kasih Atas Kunjungannya !!!

Sabtu, 16 Agustus 2008

LAGI-LAGI TENTANG ROKOK

lagi-lagi kontroversi terjadi di negara ini, seiring akan dikeluarkannya fatwa tentang pengharaman rokok oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
benda yang satu ini memang sudah sangat akrab bagi masyarakat kita, hampir setiap hari kita dapat menyaksikan orang-orang menyelipkan benda ini ditangannya, menghisap dan mengepulkan asapnya. Dalam keadaan susah maupun senang benda yang satu ini bisa dijadikan "teman" (Meskipun dalam artian yang merugikan).
Meminjam sebuah lirik lagu dari DEWIQ " Bete...Bete....ah, Bete....Bete...ah, mungkin itulah yang dirasakan bagi yang sudah terbiasa dan susah lepas dari rokok.
terus terang saya membuat postingan ini pun dalam keadaan merokok (he....he....he....).
tetapi lebih dari itu, sejak dulu kampanye tentang dampak rokok bagi bagi kesehatan memang telah banyak dilakukan, bahkan ada harinya loh yaitu HARI TANPA TEMBAKAU (Tidak Tahu setiap tanggal berapa).
para produsen rokokpun dalam kemasannya telah menambahkan kata-kata yang bersifat menghimbau, atau lebih tepatnya mengingatkan bagi para perokok bahwa "MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGUAN KEHAMILAN DAN JANIN".

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari menaikkan cukai dari rokok itu sendiri sampai membatasi akses bagi perokok di tempat-tempat umum dengan membuatkan ruangan khusus bagi perokok di fasilitas-fasilitas umum.
Masyarakat kita mulai dari tingkat bawah sampai kalangan atas tentu biasa menikmati benda ini, dan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (miskin) dinegara kita ini hampir 30 % penghasilan dibelanjakan hanya untuk benda yang satu ini. ironisnya anak yang masih dalam usia belasan tahunpun sangat mudah untuk mendapatkan rokok.
kalaupun akhirnya MUI mengeluarkan Fatwa mengenai pengharaman rokok ini kenapa tidak jauh-jauh hari sebelumnya, apakah harus menunggu momentum ?, bukankah rokok merupakan salah satu sumber devisa bagi negara. dan negara sedang giat-giatnya membangun untuk kemaslahatan umat di negara tercinta ini, dan tentunya masyarakat bawah yang menggantungkan hidupnya dengan industri rokok akan khawatir kehilangan pekerjaannya.
semua terpulang kepada diri kita masing-masing, masih banyaklah permasalahan di negeri ini yang lebih bisa diutamakan daripada ribut mengenai rokok.


»»  dilanjutkan ya...

Jumat, 01 Agustus 2008

DUSTA ADALAH PENGKHIANATAN

Secuil pidato Abu Bakar ketika dilantik menjadi khalifah, pengganti Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, saudara-saudara, saya sudah diangkat sebagai penguasa atas kalian, dan saya bukanlah orang yang terbaik atas kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya kebenaran adalah suatu kepercayaan dan dusta adalah pengkhianatan. Orang yang lemah dikalangan kalian adalah yang kuat dimata saya, sesudah haknya nanti saya berikan kepadanya Insya Allah dan orang yang kuat buat saya adalah lemah sesudah haknya saya ambil, Insya Allah… Taatilah saya, selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya tetapi apabila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka gugurlah kesetiaan pada saya".

Menjadi pemimpim merupakan tugas yang mulia namun berat. Pemimpin bukan hanya sebagai simbol adanya tatanan pemerintah, tetapi lebih dari itu amanah dan tanggung jawab untuk memimpin rakyatnya ke arah yang lebih baik.

tentu semua pemimpin mempunyai cita-cita untuk mewujudkan kemakmuran bagi rakyatnya, baik melalui janji maupun dalam bentuk kebijakan-kebijakan politiknya. Negara kita sudah dipimpin oleh enam orang presiden, tapi di negara ini masih banyak yang mengeluh untuk mendapatkan sesuap nasi, mengantri minyak dan berbagai pemandangan lain di negara ini.

dengan kekayaan alam yang kita miliki sekarang ini, negara belum mampu menghadirkan kekayaan alam tersebut di atas meja makan penduduk miskin kita, hanya golongan masyarakat tertentu saja dapat menikmatinya.

meskipun sekarang beda dengan jaman ketika pemerintahan oleh sahabat Nabi, tetapi setidaknya pemimpin yang kita pilih dapat mencontoh tauladan yang diperlihatkan oleh mereka, dalam sejarahnya Abu Bakar yang sudah dilantik jadi Khalifah masih menggelar dagangan di pasar, jawabannya adalah karena ia harus mencari penghidupan untuk keluarganya.beberapa pemuka masyarakat berunding lalu mengusulkan agar Khalifah diberikan gaji yang diambil dari Baitul Maal, sehingga Abu Bakar RA tidak perlu berdagang dan dapat berkonsentrasi sebagai seorang Khalifah. Untuk menetapkan jumlah uang atau kebutuhan dasar yang harus diberikan, mereka menyerahkan kepada Abu Bakar RA. berapa keperluan keluarganya. Abu Bakar RA menyetujui, dan bersama isterinya menghitung kebutuhan keluarga mereka setiap bulannya, dan itu bukanlah hal yang rumit bagi seorang Abu Bakar yang bersahaja, sehingga keluarlah angka yang diambil dari kebutuhan dasar keluarga mereka, dan itu adalah sebuah angka subsisten, yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Angka itu disetujui, dan jadilah Abu Bakar sebagai Khalifah dengan gaji dibayarkan dari dana Baitul Maal atau kas negara.

namun sekarang yang terjadi banyak pemimpin yang seolah-olah menimbun kekayaan dari rakyatnya sendiri, mereka sudah tidak dapat membedakan yang mana cangkir sendiri, dan mana cangkir negara, semua diambil. sehingga yang tampak sekarang di layar TV kita adalah Parodi Para Koruptor di Negara ini.

Rakyat mempunyai legimatimasi untuk menumbangkan kekuasaan yang korup yang tidak berpihak pada mereka, hanya sekarang di negara ini banyak pembenaran-pembenaran yang mengaburkan suatu masalah. dan bagi kita yang awam, tentu akan makin dibodohi dengan dengan Parodi-parodi tersebut, tertawa tanpa mengetahui apa yang ditertawakan.

"................dusta adalah pengkhianatan.................................."


»»  dilanjutkan ya...