Terima Kasih Atas Kunjungannya !!!

Sabtu, 26 Juli 2008

MENDADAK PUITIS

Seru juga melihat tayangan di televisi yang kian marak menampilkan para elit parpol menyampaikan jargon-jargon politiknya untuk memenangkan Pemilu 2009 nanti. "Pencitraan" mungkin itulah yang berusaha mereka tonjolkan dalam iklan-iklan politik mereka dengan bahasa yang mampu menghipnotis para pemirsa, karena media khususnya televisi merupakan media yang paling efektif dalam penyampaian sebuah opini.
yang menarik bagi saya, kok para elit parpol tersebut mendadak puitis dalam menyampaikan visi dan misi parpolnya, bak seorang pujangga mereka berpuitis untuk memajukan bangsa dan mensejahterakan bangsa ini dengan dalih atas nama rakyat pula bangsa ini tidak.
setiap manusia tentu mempunyai rasa seni dalam dirinya, dan seni memang tercipta untuk dinikmati, dan begitupun yang terjadi dengan para elit parpol kita sekarang ini.
Masyarakat tentu saja tidak mau terbuai dengan hal-hal yang puitis, dan menjadi korban puitisasi, yang penting apa yang ada dalam isinya, sesuai dengan harapan dan mampu membuat rakyat keluar dari keterpurukannya.
Biarkanlah para "pujangga-pujangga politik" itu mementaskan diri dalam teater politik yang mereka lakoni, menurut saya, tinggal bagaimana kita menyikapi yang mana benar-benar memaknai puisinya demi rakyat atau yang hanya berpuisi untuk kenikmatan dirinya sendiri.
»»  dilanjutkan ya...

Kamis, 03 Juli 2008

KREATIF ATAU.......

Dikutip dari berbagai sumber..

Di Jaman sekarang yang namanya pekerjaan sudah menjadi barang langka di negara Indonesiaku tercinta, tumpah darahku, aman dan damai.....dan masih banyak embel-embel di belakangnya...

Kebutuhan dasar untuk hidup kian menjerat menimbulkan berbagai macam gejolak dalam masyarakat kita....(berlagak peduli).

Kondisi semacam ini di satu sisi bisa menciptakan kreatifitas dalam masayarakat kita dan di sisi lain bisa juga membuat stress dan akhirnya menimbulkan perbuatan yang kontra produktif.

Contoh satu sisi yang ingin saya angkat adalah tentang air minum yang biasa di komsumsi di warung-warung di Jakarta, dan itu tidak menutup kemungkinan apa yang terjadi di Jakarta ini, juga terjadi di sekitar kita.

Bagi teman-teman yang biasa ke Ibukota dan sesekali menikmati jajanan di warung-warung pinggir jalan maupun restro agaknya perlu sedikit waspada......

Soalnya, suatu riset menyebutkan bahwa air juice, es teh, dan berbagai minuman lainnya di olah dari air sungai ciliwung.

Anda bisa bayangkan air sungai ciliwung itu...., ya... warnanya, aromanya.

Nah., dari sinilah sebagian pemilik warung-warung yang ada di Jakarte ...menurut survei itu diambil dan di jernihkan dengan pemutif, kemudian di masukkan ke dalam mesin pendingin yang berbentuk balok-balok itu.

Awalnya es balok ini untuk mengawetkan ikan, sayuran atau buah-buahan, tetapi entah bagaimana es balok ini kemudian di olah menjadi aneka minuman. Dan ternyata dari hasil uji laboratorium air itu mengandung bakteri E-COLI dengan kadarnya yang melebihi ambang batas.

Kreatifitas-kreatifitas semacam inilah yang mungkin di negara kita banyak muncul. Kita tidak dapat langsung menyalahkan para pemilik warung itu atau yang membuat kreatifitas merugikan dengan cara lain, sebab kondisilah yang membuat sehingga mereka meminimalisasi pengeluarannya untuk mendapatkan keuntungan yang berlebih.

Tetapi masihkah orang memperhatikan hal kecil semacam itu yang dampaknya bagi kesehatan bisa saja sangat buruk. Kita tidak boleh menuduh bahwa semua warung melakukan hal yang sama tetapi Praduga Tak Bersalah boleh kita pegang.

»»  dilanjutkan ya...